Memanjakan anak dengan mainan tidak
dilarang, namun jangan berlebih. Jika berlebihan anak dapat menjadi tergantung
pada orang tua dan merasa kenginannya harus selalu dipenuhi.
Dalam hal memilih mainan yang tepat untuk anak, terkadang ada perbedaan pendapat antara orang tua dengan kakek dan nenek. Padahal memilih mainan yang tepat sesuai perkembangan adalah sesuatu yang penting seperti dikatakan oleh psikolog perkembangan anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo.
"Yang namanya pengasuhan enggak bisa sendiri, Kalau urusannya sama kakek nenek itu urusannya sama beda pengasuhan termasuk di dalamnya pemilihan mainan," ujar Vera pada acara konferensi pers Fisher-Price di Pondok Indah Mall, Jakarta, seperti ditulis Sabtu (5/7/2014).
Kakek dan nenek seringkali memanjakan dan memberikan berbagai macam mainan untuk cucunya, padahal belum tentu mainan yang diberikan cocok sesuai usia.
"Kalau dengan mertua ketemu sebulan sekali tidak apa-apa, tapi kalau hampir setiap hari butuh pengarahan. Kendalanya yang sering saya temui pada orang tua kadang kakek neneknya itu enggak terima. Akan lebih baik kalau para kakek nenek itu juga diajak seminar dan sharing untuk membuka wawasan," kata Vera.
Vera melanjutkan sebenarnya yang sulit adalah bagaimana mengarahkan sang ayah untuk tidak sembarangan membelikan anak mainan. Menurut Vera terkadang suami sehabis pulang bekerja suka membeli mainan.
"Bapak-bapak biasanya suka beli aja, tiba-tiba pulang bawa mainan. Biasanya karena merasa bersalah jarang di rumah, jarang bermain sama anak. Jadi menebus rasa bersalahnya itu dengan membelikan anak mainan," ucap Vera.
Menurut Vera kebiasaan tersebut tidak baik untuk anak. Anak tidak bisa dengan mudahnya mendapatkan sesuatu tanpa ada upaya.
(rdn/up) detikhelth/TCAP/10